Pagi itu aku sengaja bangun lebih pagi. Bukan karena ada meeting penting — malah nggak ada — tapi karena aku ingin merasakan dulu, apa jadinya kalau hari dimulai dengan sesuatu yang sederhana: sepasang sepatu yang nyaman, kaus yang agak longgar, dan cangkir kopi yang selalu bikin mood naik. Gaya santai, menurutku, bukan cuma soal pakai apa. Lebih ke bagaimana cara kita memilih hal-hal kecil yang bikin hari terasa lebih hidup.
Aku ingat waktu pertama kali sadar: pakaian bisa jadi semacam pelukan. Waktu itu hujan gerimis, jaket denim favorit masih bau detergen minggu lalu, dan aku tiba-tiba merasa lebih berani keluar rumah. Tanpa sengaja, orang-orang di sekitarku menatap dan memberi senyum. Ternyata, kenyamanan itu menular.
Gaya santai bukan berarti polos
Banyak yang mengira gaya santai identik dengan “asal nyaman” dan tanpa usaha. Padahal, ada seni di balik memilih baju santai. Misalnya, memilih warna netral sebagai dasar — putih, abu, krem — lalu menambahkan satu elemen yang berbicara, seperti kalung vintage atau syal motif. Atau sebaliknya: pakai outfit berani, tapi potongan sederhana. Perpaduan ini bikin tampilan tetap rapi tanpa terlihat berlebihan.
Kamu juga bisa main dengan tekstur. Kaos katun yang lembut dipadukan dengan rok plisket atau celana linen, misalnya, akan memberikan efek flowy yang enak dipandang. Dan jangan remehkan kualitas bahan; baju yang “jatuhnya” bagus biasanya sudah setengah jalan membuatmu percaya diri.
Trik kecil yang sering kulakukan (dan boleh kamu coba juga)
Satu trik favoritku: pilih satu item statement setiap hari. Bisa berupa tas warna cerah, sepatu dengan aksen unik, atau kacamata hitam vintage. Itu saja. Sisanya sederhana. Kalau bingung cari inspirasi, kadang aku buka blog atau feed orang-orang yang punya gaya chill tapi estetis. Salah satu situs yang sering kumampiri saat butuh referensi adalah evalerina, karena disana banyak ide mix-and-match yang ramah kantong dan punya vibe santai yang aku suka.
Praktisnya, invest di beberapa item dasar: celana denim yang pas, blazer oversized, beberapa T-shirt polos, dan sepasang sneakers yang nyaman. Dengan dasar itu, kamu bisa menciptakan banyak kombinasi. Lagipula, mengandalkan beberapa item berkualitas juga lebih sustainable — lebih sedikit beli, lebih sering dipakai.
Jaket denim dan cerita hujan: fashion adalah memori
Waktu aku masih kuliah, jaket denim itu hadiah dari sahabat. Dia bilang, “Ini buat kapan-kapan kamu lagi bad mood.” Anehnya, setiap kali aku pakai, mood memang berubah. Ada nilai nostalgia di situ. Saya jadi percaya: fashion bukan sekadar penutup tubuh, tapi penanda momen.
Suatu kali, saat kantor tutup lebih awal karena badai, aku berjalan pulang sambil nyanyi sendiri. Jaket itu basah di beberapa bagian, bau tanah basah melekat, dan aku ingat betapa kecilnya masalah yang kualami. Gaya santai membantuku mengingat bahwa hidup tak perlu selalu sempurna. Kadang, cukup nyaman dan sedikit berwarna.
Apa arti “lebih berwarna” menurutku
Berwarna di sini bukan soal palet neon. Ini tentang variasi: dalam pilihan, dalam mood, dan dalam cara kita berekspresi. Hari yang berwarna bisa berawal dari kukuku yang tiba-tiba diberi lapisan merah maroon, playlist baru, atau hanya menukar sendok makan dengan sendok kayu favorit di pagi hari. Gaya santai memungkinkan kita mengeksplor hal-hal kecil itu tanpa panik soal penilaian orang lain.
Jadi, kalau kamu masih ragu mencoba gaya santai, mulailah dari hal paling kecil. Coba pakai baju yang membuatmu lupa ragu. Ajak diri untuk mencoba warna yang sebelumnya kamu hindari. Pergi ke pasar, duduk di bangku taman, dan biarkan matahari memperbaiki moodmu. Percayalah, sedikit perubahan di luar sering berujung pada perubahan di dalam.
Kesederhanaan itu berkelas. Kenyamanan itu elegan. Dan gaya santai? Itu cara paling jujur untuk memberi warna pada hari-hari yang kadang terasa monoton. Cobain, dan lihat sendiri bagaimana hari-harimu jadi punya cerita baru.