Aku sering berpikir, hidup santai dan gaya fashion itu sebenarnya satu paket yang sama: bagaimana kita memilih energi yang ingin kita bawa ke ruang-ruang kecil sepanjang hari. Pagi-pagi, ketika matahari masih malu-malu, aku membuka lemari dengan sedikit ragu namun penuh harapan. Baju yang kupakai bukan sekadar penutup tubuh, melainkan isyarat tentang bagaimana aku ingin bertemu dunia hari itu: tenang, percaya diri, dan sedikit nakal dengan warna yang pas. Aku tidak lagi mengejar tren sebagai tujuan akhir, melainkan menilai bagaimana pakaian bisa menenangkan pikiran dan memperbesar ruang untuk cerita pribadi kita.
Serius: Filosofi Hidup Santai dalam Dunia Fashion
Kalau ditanya apa makna “hidup santai” dalam konteks fashion, aku akan menjawab dengan kata-kata yang sederhana: kualitas mengalahkan kuantitas. Aku mulai menata lemari dengan pendekatan kapsul wardrobe. Satu potongan favorit bisa dipakai berkali-kali dengan gaya yang berbeda bila dipadukan dengan aksesori. Jaket denim yang kusimpan bertahun-tahun sering menjelma jadi item utama ketika aku butuh citra yang tidak terlalu berlebihan, namun tetap terlihat rapi. Sepatu putih sederhana, celana netral, dan atasan polos menjadi palet dasar yang bisa menampung warna-warna kecil kala mood sedang ceremonial maupun santai. Rasanya seperti menata hidup dengan blok-blok yang stabil sehingga ketika hari-hari tidak berjalan mulus, warna tetap bisa menenangkan hati.
Aku juga belajar bahwa tidak semua barang harus mahal untuk terasa spesial. Sederet barang second-hand yang dirawat dengan baik bisa menjadi pusat gaya tanpa membuat kantong menjerit. Hal-hal kecil seperti jahitan yang rapi, material yang nyaman, dan potongan yang pas bisa membuat seseorang terlihat segar meski outfit-nya sederhana. Dalam momen tertentu, aku merasa lebih percaya diri dengan celana yang pernah menemani perjalanan panjangku daripada sesuatu yang baru tetapi kurang nyaman dipakai seharian. Dan semakin aku menyadari hal-hal itu, semakin aku mengerti bahwa gaya adalah bahasa diri yang paling jujur.
Santai Tapi Penuh Cerita: Gaya sebagai Percakapan dengan Teman
Aku suka momen-momen kecil ketika aku bertemu teman di kafe dekat kantor atau taman kota. Dalam percakapan santai itu, pakaian menjadi bahasa yang menyapa mereka sebelum kata-kata keluar. Kadang aku memilih tumpukan warna netral, kadang menambahkan sentuhan aksen melalui aksesori kecil seperti sabuk merah tua atau tas kecil berwarna lembut. Itu bukan upaya menarik perhatian; lebih kepada bagaimana outfit bisa membuka topik baru: kenapa kamu suka jaket berkerut itu? Dari mana kamu mendapatnya?
Beberapa temanku bilang fashion itu bikin kita gentar karena harus selalu terlihat oke. Tapi bagiku, outfit paling kuat adalah yang membuat kita bisa tertawa dengan lelucon sederhana tanpa merasakan beban menilai diri sendiri. Di sinilah pentingnya ritme: antara kalimat pendek yang mengiris beban hari-hari dan kalimat panjang yang mengikat alur cerita. Dan ya, aku pernah menemukan inspirasi kecil di tempat yang tak terduga. Seperti saat aku membaca satu artikel di evalerina yang membahas bagaimana palet warna netral bisa diberi nyawa dengan aksen warna yang sederhana namun bermakna. Itulah saat aku mulai mencoba memadukan warna-warna itu dengan cara yang terasa ringan, tidak dibuat-buat, dan tetap ramah di mata orang yang menonton.
Detail Kecil yang Membuat Busana Hidup
Siapa sangka detail kecil bisa membuat perbedaan besar? Dalam kehidupan sehari-hari, aku belajar menaruh perhatian pada hal-hal seperti jarak antara laci dengan pintu lemari yang tidak berisik, atau bagaimana baja kancing pada jaket bisa berputar halus ketika aku sedang terburu-buru. Hal-hal semacam ini mengubah pengalaman berpakaian jadi ritual yang menenangkan. Bahkan warna kancing pada cardigan favoritku bisa mengubah mood pagi hari: abu-abu yang sunyi bisa berubah jadi hangat ketika dipadukan dengan scarf tipis berwarna krem. Aku juga mulai menilai ulang bagaimana aksesori berperan. Jam tangan sederhana, anting kecil, dan sepatu yang terasa nyaman bisa memberi rasa “aku” tanpa perlu berteriak tentang gaya. Ketika kita merasa nyaman, orang lain juga bisa merasakan aliran energi kita—tanpa kesan memaksa.
Beberapa kali aku mencoba menyelipkan barang-barang kecil yang punya cerita. Misalnya, syal lambat yang kubeli di pasar loak dengan warna yang tidak terlalu populer, tetapi setelah dipakai berulang kali, warna itu jadi identitas pribadi. Atau tas kecil yang kupakai ke acara malam mingguan; bukan sekadar aksesori, tapi pintu masuk percakapan dengan orang-orang yang sebelumnya tidak kupikirkan akan berjalan seiring. Hal-hal seperti itu membuat gaya tidak lagi menjadi topi imposibel yang dipakai hanya pada momen tertentu, melainkan bagian dari keseharian yang mengikat pengalaman hidup kita.
Opini Pribadi: Inspirasi Tanpa Harus Mahal
Gaya itu bagi aku bukan soal menuruti keinginan orang lain, melainkan tentang bagaimana kita memilih untuk menonjolkan versi terbaik diri sendiri. Aku tidak ingin gaya menjadi beban finansial atau ajang pembuktian. Aku ingin gaya menjadi ruang untuk bereksperimen secara sehat: bagaimana satu potong pakaian bisa membantu kita mengurus hari dengan lebih tenang. Itu sebabnya aku lebih memilih potongan yang timeless daripada fantasy trend yang hanya bertahan beberapa bulan. Dan jika kamu merasa bingung, cobalah berhenti sebentar dan lihat di sekelilingmu: barang lama di rumah bisa kembali hidup dengan cara yang berbeda jika kita memberi makna baru padanya.
Selain itu, inspirasi bisa datang dari siapa saja dan dari mana saja, termasuk platform online yang positif. Aku senang ketika konten fashion mengajak kita untuk berpikir tentang bagaimana kita menjaga bumi: material yang tahan lama, proses produksi yang transparan, dan pilihan yang lebih ramah lingkungan. Pada akhirnya, hidup santai dan gaya fashion adalah perjalanan yang sama: kita mencoba, kita salah, kita belajar, lalu kita bangkit dengan cerita baru. Dan cerita itulah yang membuat kita tetap terhubung dengan teman-teman, keluarga, maupun orang asing yang kita temui sejenak di jalanan kota.
Kalau kamu ingin memulai, mulailah dari satu langkah kecil: cek lemari, pilih satu barang yang benar-benar terasa seperti “aku”, dan biarkan hari-harimu mengikuti ritme itu. Kamu akan melihat bagaimana hal-hal sederhana bisa membawa dampak besar pada suasana hati dan hubungan dengan orang-orang sekitar. Hidup santai bukan berarti pasrah; ia adalah pilihan sadar untuk menanamkan keindahan dalam keseharian kita, satu outfit pada satu waktu.